Rabu, 29 Oktober 2014

makalah: STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB)



Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Dan Media Pembelajaran Ekonomi
Disusun Oleh:
Kelompok 10
1.      Yeni Andriani                 NPM: 1287203039
2.      Gita Gilang Gayatri       NPM: 1287203040
3.      Widya Tri Aulia             NPM: 1287203041
4.      Gia Merkory                   NPM: 1287203043

Dosen Pengampu : M. Qahfi, M.Pd
Semester : V (Lima)
Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Muhammadiyah
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Muhammadiyah Sampit
Tahun Akademik 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyusun makalah ini dengan baik. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah“Strategi Dan Media Pembelajaran Ekonomi” dan juga kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini berisi tentang “STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB)”.
Penyusun menyadari didalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.


                                                                                                               Sampit,   Oktober 2014
                                                                                                                                 

                                                                                                            Penyusun


DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C.     Tujuan ....................................................................................................... 2
Bab II PEMBAHASAN............................................................................................ 4
A.    Latar Belakang Filosofis dan Psikologis SPPKB .................................. 4
B.     Pengertian SPPKB ................................................................................. 6
C.     Karakteristik SPPKB ............................................................................. 8
D.    Kelemahan dan Kelebihan SPPKB ........................................................ 10
E.     Tahapan-tahapan Pelaksanaan SPPKB................................................... 11
F.      Dasar Pertimbangan Pemilihan SPPKB.................................................. 13
G.    Upaya pemecahan masalah SPPKB........................................................ 14
H.    Tahapan memecahkan masalah dengan menggunakan SPPKB.............. 15

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 18
A.    Kesimpulan.............................................................................................. 18
B.     Saran........................................................................................................ 19
Daftar Pustaka........................................................................................................... 20


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam pendidikan terjadi sebuah proses yang mana proses yang dilakukan tidak hanya transfer of knowladge tapi juga proses bimbingan dari pendidik. Dalam proses pendidikan yang tidak terlepas dari komponen-komponen penting yang dapat menunjang terjadinya proses pendidikan. Komponen-komponen tersebut yaitu pendidik, peserta didik, dan materi pelajaran.
Dalam proses pembelajaran sering dijumpai banyak guru yang kurang mementingkan adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa.  Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB).
Sering terjadi di beberapa sekolah menggunakan strategi pembelajaran yang kurang efektif. Seorang guru hanya bisa memberikan materi dalam bentuk ceramah tanpa memikirkan mungkin saja ada siswa yang ingin mengatakan sesuatu. Dalam makalah yang akan dibahas ini penulis akan mencoba sedikit menjelaskan tentang strategi pembelajaran SPPKB yaitu model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir. Peserta didik bukan sekedar menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana mengembangkan gagasan dan ide melalui bahasa verbal.
Pada pokok bahasan ini, penulis akan membahas beberapa sub pokok bahasan yaitu tentang latar belakang filosofis dan psikologis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), karakteristik Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), kelemahan dan kelebihan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), tahapan-tahapan pelaksanaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), Dasar pertimbangan pemilihan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), upaya pemecahan masalah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB), dan tahapan memecahan masalah dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB).
Dengan mempelajari materi ini, seorang pendidik dapat mengidentifikasi seberapa pentingnya Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) dalam proses pembelajaran, dan pendidik dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa sehingga siswa mampu berpikir kritis dan analitis dalam memecahkan sebuah masalah.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
I.       Apa Latar Belakang Filosofis dan Psikologis SPPKB ?
J.       Apa pengertian dan Karakteristik SPPKB ?
K.    Apa Kelemahan dan Kelebihan SPPKB ?
L.     Bagaimana tahapan-tahapan Pelaksanaan SPPKB?
M.   Apa Dasar Pertimbangan Pemilihan SPPKB?
N.    Bagaimana upaya pemecahan masalah SPPKB?
O.    Bagaimana tahapan memecahkan masalah dengan menggunakan SPPKB?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1.      Untuk mengetahui Latar Belakang Filosofis dan Psikologis SPPKB.
2.      Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik SPPKB.
3.      Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan SPPKB.
4.      Untuk mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan SPPKB.
5.      Untuk mengetahui dasar pertimbangan pemilihan SPPKB.
6.      Untuk mengetahui upaya pemecahan masalah SPPKB.
7.      Untuk mengetahui tahapan memecahkan masalah dengan menggunakan SPPKB?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Filosofis Dan Psikologis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan     Berpikir (SPPKB)
1.      Latar Belakang Filosofis
Pembelajaran adalah proses interaksi baik antara manusia dengan manusia ataupun antara manusia dengan lingkungan. Interaksi ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Misalnya hal-hal yang berhubungan dengan tujuan kognitif, afektif atau psikomotor. Pengembangan kognitif ini adalah suatu proses yang lebih mengutamakan kemampuan intelektual siswa dalam meningkatkan aspek pengetahuan. Dari pernyataan tersebut maka akan timbul pertanyaan-pertanyaan terkait dengan hakikat pengetahuan, bagaimana siswa memperoleh pengetahuan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan kajian filosofis.
Seiring dengan berkembangnya pemikiran manusia, maka muncullah konstruktivisme. Menurut aliran ini, pengetahuan itu terbentuk dari objek didik saja, akan tetapi juga berasal dari kemampuan diri individu itu sendiri dalam menagkap ilmu pengetahuan. Dengan demikian, dapat diketahuai bahwa ada dua faktor yang membentuk ilmu pengetahuan yaitu objek yang menjadi objek pengamatan dan kemampuan untuk mengamati objek tersebut.
Dari penjelasan diatas, dalam proses pembelajaran berpikir, tidak hanya diperoleh dari hasil transfer of knowladge saja, akan tetapi pengetahuan diperoleh dari interaksi dengan objek, melalui kenyataan dan pengalaman seta lingkungan. Menurut aliran konstruktivisme, pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui transfer pengetahuan saja, tetap juga individu itu sendiri harus mencari pengetahuan itu. Oleh sebab itu, model pembelajaran pengembangan kemampuan berpikir lebih menekankan kepada aktivitas siswa untuk memahami , menganalisis objek sehingga akan terbentuk pengetahuan baru bagi siswa tersebut.
Analisa Pemakalah :
Strategi Pembelajaran Peningkatan kemampuan Berpikir (SPPKB) berawal dari landasan filosofis yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh manusia itu ada hubungan sebab dan akibat.  Menurut aliran filosofis ini, pembelajaran yang merupakan hubungan interaksi baik antara manusia dengan manusia atau antara manusia dengan lingkungannya. Interaksi ini ditujukan untuk pengembangan kongitif, afektif dan psikomotor. Dengan pemikiran dari filosofis ini, kegiatan belajar akan menjadi lebih baik lagi setiap zaman.

2.      Latar Belakang Psikologis
Dalam hal ini ada dua aliran yang menjelaskan perubahan perilaku sebagai proses belajar, yaitu aliran behavioristik dan aliran kognitif. Dalam pandangan psikologi kognitif proses belajar itu terjadi bukan karena pengaruh dari luar individu, akan tetapi tergantung pada individu yang belajar. Menurut psikologi kognitif, bahwa belajar merupakan proses mental. Brower dan Hilgard (1986 : 421) menjelaskan bahwa teori kognitif berkenaan dengan bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan dan bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut untuk berperilaku  lebih efektif.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa aliran psikologis ini menyatakan bahwa suatu pengetahuan itu tergantung pada individu itu sendiri. Dengan pengetahuan itu, individu tersebut akan megalami perubahan tingkah laku individu. 
Analisa Pemakalah :
Teori psikologi ini erat kaitannya dengan mental siswa dalam pembelajaran. Jika kondisi mental atau psikologi siswa itu baik maka kegiatan pembelajaran itu akan berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran akan dapat dicapai. Dalam psikologi ini ada kegiatan aktif siswa dalam membangun pengetahuannya.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan SPPKB ini, aspek psikologis siswa perlu diperhatikan oleh pendidik. Jika pendidik tidak bisa memahami kondisi psikologi siswa maka kegiatan pembelajaran tersebut mengalami kesulitan. Bisa jadi siswa tidak akan merespon apa yang di instruksikan oleh pendidik.

B.     Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Strategi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategos yang berarti panglima atau jenderal, ilmu kejenderalan, ilmu kepanglimaan. Strategi dalam dunia pendidikan dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di depan kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Istilah pembelajaran muncul secara bertahap dan perkembangannya itu disebabkan karena perhatian terhadap anak didik dalam usaha pendidikan dan pengajaran.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Kemp (1995) menyebutkan strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan Dick dan Carey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2006, 1924).
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta – fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada peserta didik. Akan tetapi, peserta didik dibimbing untuk menemukan sendiri melalui proses dialog dengan memanfaatkan pengalaman peserta didik.
Menurut Zubaidah (2007:35) dengan memberdayakan kemampuan berpikir melalui pertanyaan, di samping siswa aktif menjawab pertanyaan ternyata hal tersebut memicu timbulnya pertanyaan – pertanyaan baru. Pertanyaan – pertanyaan yang timbul dalam pikiran siswa tersebut menunjukkan bahwa semakin berkembangnya penalaran siswa.
Sedangkan menurut Wahyana (1986:62) salah satu bentuk komunikasi adalah bentuk verbal, memberi informasi, bertanya dan mendengar. Dengan suatu pertanyaan guru, siswa dapat belajar berpikir dengan cara berpikir, memperoleh kesempatan untuk belajar kreatif supaya menjadi kreatif, dan menjadi sensitif karena kemampuannya.

Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas :
1.      SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
2.      Telaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
Strategi pembelajaran kemampuan berpikir merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Strategi tersebut  bukan hanya sekedar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data,fakta atau konsep, akan tetapi bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa dengan pemberian pertanyaan – pertanyaan yang memacu anak untuk berpikir sehingga dapat menemukan konsep sendiri.

C.    Karakteristik Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan  Berpikir (SPPKB)
SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai obyek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru, kemudian mencatat yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran dan mencatat untuk dihafalkan.
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, SPPKB pada dasarnya memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:
1.      Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses kekuatan mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang membiarkan siswa untuk pasip atau sekedar mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, tetapi menginginkan agar siswa  aktif dalam aktivitas  proses berpikir. Setiap kegiatan belajar yang berlangsung disebabkan dorongan mental yang diatur oleh otak. Karena Pembelajaran disini adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik.
Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB perlu diperhatikan hal-hal :
a.       Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi kepedulian pertama para guru.
b.      Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari serta metode apa yang digunakan.
c.       Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk melihat hubungan antarbagian yang dipelajari.
d.      Guru harus dapat membantu siswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan baru berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.
e.       Siswa harus secara aktif merespons apa yang mereka pelajari.

2.      SPPKB dilaksanakan  dalam situasi dialogis dan proses tanya jawab secara terus- menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahkan untuk mengembangkan daya pikir siswa akan masalah yang diajukan, sehingga siswa menjadi memiliki pandangan tersendiri atas solusi atau cara pemecahan masalah yang telah diberikan, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruks sendiri.

3.      SPPKB menyandarkan akan dua masalah pokok, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.

D.    Kelebihan Dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan     Berpikir (SPPKB)
Setiap strategi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan SPPKB. Karena sebuah strategi tidak dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun kelebihan dan kekurangan dalam SPPKB adalah sebagai berikut:
1.      Kelebihan SPPKB
a.       Melatih daya pikir siswa dalam penyelesaiaan masalah yang ditemukan dalam kehidupannya.
b.      Siswa lebih siap menghadapi setiap persoalan yang disajikan oleh guru.
c.       Siswa diprioritaskan lebih aktif dalam proses pembelajaran
d.      Memberikan kebebasan untuk mengeksplor kemampuan siswa dengan berbagai media yang ada.

2.      Kekurangan SPPKB
a.       SPPKB yang membutuhkan waktu yang relatif banyak, sehingga jika waktu pelajaran singkat maka tidak akan berjalan dengan lancar.
b.      Siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah akan kesulitan untuk mengikuti pelajaran, karena siswa selalu akan diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah yang diajukan.
c.       Guru atau siswa yang tidak memiliki kesiapan akan SPPKB, akan membuat proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagai mana seharusnya, sehingga tujuan  yang ingin dicapai tidak dapat terpenuhi.
d.      SPPKB hanya dapat diterapkan dengan baik pada sekolah yang sesuai dengan karakteristik SPPKB itu sendiri.




E.     Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan     Berpikir (SPPKB)
Adapun tahap pelaksanaan SPPKB ini memiliki 3 garis besar tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Untuk lebih jelasnya akan di jabarkan sabagai berikut:
1.      Kegiatan awal
a.      Tahap orientasi: Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran  Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama penjelasan tujuan yang harus dicapai, baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki oleh siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
b.      Tahap Pelacakan: Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.

2.      Kegiatan Inti
a.        Tahap Konfrontasi: Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini, guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topic itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa.Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.

b.      Tahap inkuiri: Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pada tahap inilah siswa belajar berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya penecahan persoalan.


3.      Kegiatan akhir
a.      Tahap Akomodasi: Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan.

b.      Tahap Treatment: Tahapan dimana guru mengadakan perbaikan pada siswa yang belum bisa menyimpulkan hasil kegiatan inkuiri.

c.       Tahap Transfer: Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Tahap transfer dimaksudkan agar agar siswa mampu menstransfer kemampuan berpikir setiap siswa, untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topic pembahasan.

F.     Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan     Berpikir (SPPKB)
Berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan dilakukan diantaranya pertimbangan yang berhubungan dengan :
1.      Tujuan yang ingin dicapai
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. diantaranya apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif atau psikomotor? bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkatnya tinggi atau rendah? Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis? Jika pelajaran yang hanya mementingkan pembentukan fisik seperti pelajaran olah raga, maka tidak sesuai dengan tujuan dari SPPKB.

2.      Bahan Atau Materi Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan bahan atau materi pembelajaran diantaranya apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu. Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak? apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu?

3.      Siswa
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan siswa diantaranya apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?, apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat dan kondisi siswa? Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya bahasa belajar siswa?

G.    Upaya Pemecahan Masalah  Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan     Berpikir (SPPKB)
Pemecahan masalah bisa dilakukan dengan meningkatkan neokorteks peserta didik.
1.      Meningkatkan daya neokorteks
Neokorteks adalah bagian dari otak manusia yang dikenal dengan otak berpikir. Neokorteks terbagi atas dua bagian yaitu otak kiri dan kanan. Neokortek adalah bagian otak yang menyimpan kecerdasan yang lebih tinggi seperti, penalaran, berpikir secara intelektual, pembuat keputusan, bahasa, perilaku yang baik, kendali motorik sadar dan penciptaan gagasan. Neokorteks merupakan bagian dari otak mansuia yang memiliki manfaat luar biasa dalam kehiduan manusia. Neokorteks yang banyak menyimpan berbagai macam kecerdasan tidak sepenuhnya digunakan manusia. Dan di dalam neokorteks tempat informasi yang diterima oleh panca indra manusia, misalnya ketika mata melihat sebuah sesuatu hal yang aneh neokorteks akan bekerja untuk menganalisisnya.

2.      Meningkatkan Kecerdasan Mutiple intelegensi
Mutiple intelegensi (MI) Dalam Frames of Mind Mendifinisikan enam jenis intelegensi atau kerangka pikiran yang masing-masing berbeda,dapat di telusuri hingga bagian terpisah dari otak manusia.Sebelumnya di kenal dengan bakat,kecakapan,kapasitas, kemampuan, atau kekuatan manusia,tetapi tidak di sebut intelegensi (kecerdasan).



H.    Tahapan Memecahkan Masalah Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Penyelesaian melalui SPPKB akan terlihat pada tahapannyaseperti yamg diterangkan sebelumnya, antara lain:
1.      Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Orientasi
Di mulai dari mengidentifikasi karekteristik peserta didik dalam kelas yang beraneka ragam membuat pendidik mengunakan analisis, urutan (fungsi otak kiri) untuk mendekati peserta didik. Hal ini bertujuan agar solusi mendekati yang didapatkan dengan menggunakan logika (fungsi otak kiri) akan membuat pendidik mengerti dengan apa yang diinginkan oleh peserta didik. Ketika peserta didik sudah didekati, pendidik akan mereview kembali dengan data-data yang sudah dimilikinya. Jika terkendala dengan solusi yang digunakan, maka pendidik akan mencari solusi yang lain.
Menganalisis karakteristik peserta didik bertujuan agar peserta didik merasa dekat, sehingga peserta didik akan merasa materi yang diberikan untuk dirinya sendiri dan berguna untuk kehidupannya. Semua ini akan meningkatkan emosi positif peserta didik. Emosi positif memiliki dampak yang bagus dalam pembelajaran, karena hati yang senang dan otak yang tenang membuat pelajaran yang sulit akan menjadi lebih mudah.

2.      Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Pelacakan
Mencoba mengingat masa lalu adalah salah satu cara meningkatkan kinerja otak manusia, karena otak manusia selalu berpikir dan terlatih berpikir untuk mengingat pristiwa yang pernah terjadi. Pelacakan pristiwa yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang dilakukan pendidik adalah hal yang menggabungkan logika, dan analaisis. Ketika peserta didik diminta mengingat kembali apa yang pernah terjadi. Ketika itu peserta didik menggunakan beberapa fungsi otak.
Jadi yang harus dilakukan pendidik pada tahap pelacakan ini adalah membuat otak peserta didik mengingat kembali peristiwa yang dilaluinya yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Kemudian dilakukan dialog, di mana dialog tersebut bisa membuat perasaan peserta didik menjadi senang atau sedih sehingga apa yang akan terjadi nantinya lama disimpan di dalam otak. Kedua pelakuan tersebut adalah suatu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir di belahan otak kanan peserta didik.

3.      Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Konfrontasi
Pada tahap ini, pendidik memikirkan permasalahan yang berbeda dengan materi pelajaran yang sama. Palaksanaanya bisa dilakukan dengan bermain. Kegiatan yang dilakukan dengan bermain adalah salah satu meningkatkan kinerja otak kanan, karena bermain merupakan hal yang paling menyenangkan (berhubungan dengan perasaan).
Ketika peserta didik melakukan kegiatan yang diminta guru, rasa penasaran akan muncul. Rasa penasaran ini salah satu meningkatkan kinerja otak kiri dan kanan.

4.      Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Inkuiri
Tahap ini peserta didik akan diarahkan untuk berpikir logis dan dapat menganalisis setiap permasalahan yang diberikan oleh pendidik, sehingga peserta didik dapat belajar berpikir kritis. Jika peserta didik sudah dapat berpikir kritis akan memudahkan dalam mencari solusi. Sama dengan tahap konfrontasi, pada tahap ini fungsi otak kiri akan berkerja.

5.      Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Akomodasi
Tahap ini adalah tahap yang menggabungkan fungsi masing-masing belahan neokorteks, contoh saja: dalam menggunakan bahasa sendiri untuk mencatat di buku catatan, memberikan aneka warna, bentuk, kreatifitas (fungsi otak kanan) untuk memudahkan mengingat catatan yang dibuat.
Pada tahap ini fungsi otak kiri juga akan dilatih dengan menggunakan urutan pristiwa yang dialami, menyimpulkan apa yang menjadi, mengananlisis setiap yang ditemukan dengan diskusi kelas, dan logika peserta didik akan menyimpulkannya.

6.      Penyelesaian Masalah Dengan Tahap Transfer
Pada tahap ini, pendidik akan memberikan tugas tentang permasalahan yang ada kaitannya dengan materi yang sudah dipelajari. Otak kanan dan kiri peserta didik akan berpikir untuk meyelesaikan tugas yang diberikan pendidik. Analisis, logika berpikir sangat diperlukan dan kreatifitas peserta didik akan nampak dengan masalah yang baru ditemukannya.

Keenam tahap di atas pada dasarnya untuk melatih kinerja neokorteks peserta didik, karena jika neokorteks peserta didik terlatih itu sama saja dengan meningkatkan kemampuan berpikir. Meningkatkan kemampuan berpikir itu sama dengan meningkatkan kinerja neokorteks.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah strategi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.  Dalam SPPKB materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis dan tanya jawab dengan memanfaatkanbahasan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah strategi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.  Dalam SPPKB materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis dan tanya jawab dengan memanfaatkan pengalaman siswa. SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan maalah.
Dalam filosofis, seiring dengan perkembangan  berpikir manusia maka muncul aliran konstruksivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan itu berasal dari luar individu dandari dalam individu itu sendiri. Dengan demikian pengetahuan bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dan mengkonstruksikanya.
Landasan psikologis SPPKB adalah aliran kognitif. Menurut aliran ini, belajar pada hakiaktnya bukanlah peristiwa mental,  bukan peristiwa behavioral. Dalam proses pembelajaran, tidak hanya tergantung pada pengaruh dari luar individu, tetapi juga sangat tergantung pada individu yang belajar (student centered).
Ada tiga macam karakteristik SPPKB yaitu pada SPPKB lebih menekankan kepada proses mental siswa, SPPKB dibangun dalam suasana dialogis dan tanya jawab secara terus-menerus, SPPKB bertujuan untuk meninngkatkan kemampuan berpikir dan untuk mengarahkan siswa dalam mengkonstruksilkan pengetahuan. Adapun tahapan-tahapan dari SPPKB adalah tahap orientasi, tahap pelacakan, tahap konfrontasi, tahap inkuiri, tahap akomodasi, dan tahap transfer.

B.     Saran
Dalam pemilihan strategi ini guru seharunya memperhatikan keadaan siswa baik dalam bentuk kecerdasannya maupun lingkungan sekitar. Guru sebaiknya menguasai strategi ini sebelum menerapkannya, karena stragi yang baik tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dibekali dengan kemampuan yang cukup.


DAFTAR PUSTAKA

Sanjana, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Nasution, S. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

SITUS WEB
§  http://jawharie.blogspot.com/2010/11/strategi-pembelajaran-peningkatan.html, diakses pada tanggal 14 Oktober 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar