Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Disusun Oleh:
1. Widia Astuti NPM: 1287203007
2. Siti Anissa Ramadhani NPM: 1287203008
3. Marliya Fazrina NPM: 1287203021
4. Rahmadi NPM: 1287203028
5. Yeni Andriani NPM: 1287203039
6. Gita Gilang Gayatri NPM: 1287203040
Dosen Pengampu : Apuanor, M.Pd
Semester : V (Lima)
Majelis
Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Muhammadiyah
Sekolah
Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Muhammadiyah
Sampit
Tahun Akademik
2013/2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya
lah kami dapat merampungkan makalah ini yang Alhamdulillah sudah ada ditangan
pembaca.
Kata
terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi di STKIP Muhammadiyah
Sampit ini, atas bantuan dan partisipasinya untuk penyelesaian makalah ini.
Adapun isi makalah ini ialah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Dan
Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran.
Besar
harapan kami agar makalah ini dapat berguna untuk para rekan-rekan sesama
mahasiswa dan mahasiswi serta para dosen-dosen STKIP Muhammadiyah Sampit dalam
proses perkuliahan untuk membantu Mahasiswa(i) dalam mencari informasi yang
relevan dan actual serta menambah dan memperluas wawasan kita mengenai
kurikulum-kurikulum yang ada di negeri kita tercinta ini.
Akhir
kata yang kami ucapkan mohon maaf jika dalam prose penulisan makalah ini banyak
kekurangan disana dan disini. Pikiran kritis dan sumbang saran sangat
diharapkan demi perbaikan makalah ini.
Sampit,
16 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar
Isi.................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.
Latar Belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C.
Tujuan...................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................................................... 4
A.
Pengertian Pembelajaran.......................................................................... 4
B.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran..................................... 7
C.
Pendekatan dalam proses pembelajaran................................................... 11
BAB
III PENUTUP.................................................................................................. 16
A.
Kesimpulan.............................................................................................. 16
B.
Saran........................................................................................................ 16
Daftar
Pustaka........................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di era
globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan
berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia
terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang
semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia
pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya
manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga
kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran
yang tepat agar anak didik dapat merima didikan dengan baik.
Dewasa ini,
proses belaja mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan
paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang
lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya
mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik cendrung tidak
diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi
kurrang dikuasai oleh peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami
materi pembelajaran. Maka dari itu seorang guru juga harus tau mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran. Setelah mengetahui apa
faktormya, akan lebih mudah bagi kita untuk menjalankan proses pembelajaran.
Dalam kegiatan
belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang
memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru
itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara
guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi
antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan.
Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi
menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat
dengan guru yang mengajar.
Sehingga dalam
mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran, pendidik harus pandai menggunakan pendekatan
secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan
sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang
sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang
pendidik ambil dalam pengajaran.
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak
didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting untuk
meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Untuk
itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu
merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan
beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
pembelajaran?
2.
Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi pembelajaran?
3.
Apa saja
pendekatan dalam proses pembelajaran?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui
apa saja pendekatan dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang
mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada
kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum,
dan fasilitas pembelajaran.
Darsono
(2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa
berubah kearah yang lebih baik. Sedangkan
secara khusus pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut :
1. Teori
Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi
hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan
setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement
(penguatan).
2. Teori
Kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa
yang sedang dipelajari. Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan
usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa
lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola
bermakna).
3. Teori
Humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada
siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat
dan kemampuannya. Arikunto (1993: 12) mengemukakan “pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan
dan sikap oleh subjek yang sedang belajar”. Lebih lanjut Arikunto (1993: 4)
mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik
agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap”.
4. Sedangkan
menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Beberapa
pengertian pembelajaran menurut para ahli:
1. Warsita
(2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar
atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”.
2. Sudjana
(2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik
dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara
dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber
belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
3. Corey
(1986:195) “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap
situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”.
4. Dimyati
dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram
dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar”.
5. Trianto
(2010:17) “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang
tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan
sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman
hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru
untuk membelajarkan siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar
lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari
berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan
guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan
oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan
dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan,
sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses
komunikasi. Proses yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan
yang ada dalam kurikulum, sumber
pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan media.
Demikian
pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi bukan berarti
dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang siswa pasif.
Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang sama-sama menjadi subjek
pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru sedangkan
siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar.
Demikian pula bila pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa melibatkan
keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya disebut
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan siswa.
B.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran
Saat
proses belajar dapat terjadi berbagai hambatan, itulah salah satu bunyi dari
prinsip pembelajaran. Untuk dapat mengetahui dan mengatasi hambatan- hambatan
maka kita harus berfikit mengenai faktor- faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi suatu proses belajar dan pembelajaran. Setelah mengetahui berbagai
prinsip pembelajaran, kita dapat menganalisa lebih jauh mengenai factor- faktor
yang dapat berpengaruh pada saat proses belajar. Di prinsip-prinsip pembelajaran
kita mengetahui bahwa belajar membutuhkan proses, interaksi, motivasi,
lingkungan, dll. Kali ini kita akan bahas dalam konteks faktor-faktor yang
dapat berpengaruh saat proses belajar dan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut
adalah:
1.
Faktor
Individu/Internal
a.
Keadaan
jasmani.
Apabila
seorang individu berada dalam keadaan yang kurang sehat maka proses belajar
akan sedikit terhambat. Berbeda halnya dengan seseorang yang dalam keadaan
sehat akan dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih efektif. Maka dari
itu, guru yang mengetahui ada sisiwanya yang sakit, sebaiknya menyuruh
sisiwanya untuk beristirahat.
b.
Keadaan
fungsi jasmani.
Ini
berkaitan dengan fungsi alat tubuh seseorang, seperti pengelihatan,
pendengaran, lisan, dll yang keberadaannya sangat berpegnaruh saat proses
belajar.
c.
Keadaan
psikologis.
Ini
sangat erat kaitannya dengan beberapa hal dibawah ini:
1) IQ
atau kecerdasan siswa.
IQ adalah kecerdasan
bawaan yang dimiliki oleh seseorang. IQ biasanya mengindikasikan kecepatan
menghitung dan pemahaman materi yang diajarkan.
2) Motivasi
Belajar siswa.
Motivasi
akan sangat berpengaruh bagi setiap siswa, karena motivasi salah satu fungsinya
adalah mendorong atau menggerakkan jiwa kita sehingga mau melakukan sesuatu.
3) Minat
dan Bakat.
Hal
yang disenangi akan mendorong siswa untuk belajar. Anak terlahir
dengan anugrah kemampuan yang berbeda-beda. Maka dari itu, tugas guru adalah
membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka. Siswa yang mempunyai kemampuan
menggambar sebaiknya diberi stimulus lebih dalam menggambar. Dan juga siswa yang
mempunyai kemampuan menggambar sebaiknya tidak diberi pelajaran menyanyi lebih
banyak.
Maka dari itu,
sebaiknya sekolah memberikan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat
minat siswa.
2.
Faktor
Eksternal
a.
Lingkungan,
meliputi:
1) Lingkungan
sekolah
a) Lingkungan
Fisik: Sekolah yang
baik seharusnya dijauhkan dari kebisingan dan polusi.
b) Lingkungan sosial: Tata letak
sekolah juga harus diperhatikan. Sebaiknya tidak didepan
pasar, mall, tempat karaoke, atau tempat hiburan yang lain.
2) Lingkungan
sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa
akan memengaruhi belajar siswa
3) Lingkungan
keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga,
semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
b. Faktor tujuan
sekolah
Meliputi
faktor:
1) Kejelasan Sekolah
a) Apa visi-misi
sekolah tersebut?
b) Apa saja tujuan
pembelajaran di sekolah tersebut?
2) Urgensi
Apa jadinya jika
anak tidak suka pelajaran IPA (misalnya: biologi, fisika, dan kimia) tetap
diajarkan materi-materi IPA? Berhasilkah pembelajaran itu? Mungkin tidak
akan berhasil kecuali jika anak berusaha mati-matian. Tapi itu hanya sebagian
kecil. Maka dari itu, disinilah faktor pentingnya kelas peminatan atau
penjurusan di SMA/MA.
3) Tingkat
Kesulitan
Mengapa sekolah
di Indonesia dibuat berjenjang? Ada jenjang SD, SMP, dan SMA? Karena pmerintah
memperhatikan faktor kesulitan materi yang dipelajari anak. Bukan hanya
kelas yang berjenjang. Pembelajaran materi pun harus diperhatikan dari yang
termudah ke yang tersulit, dari yang konkret menuju ke yang abstrak. Hal
tersebut dimaksudkan untuk membantu memudahkan siswa dalam belajar.
c.
Materi
yang dipelajari. Meliputi,
1) Kejelasan
materi
2) Kemenarikan
(media, strategi, dll)
3) Sistematika
pembelajaran materi
4) Jenis materi
(menjelaskan sesuai koteks)
5) Faktor
instrumen (kelengkapan, kuantitas, kualitas, kesesuaian)
6) Tingkat
kesulitan materi
d.
Pengajar/guru.
Pengajar
memegang peranan yang penting bagi keberhasilan belajar siswa, karena peran
guru tak akan bisa digantikan dalam proses pembelajaran. Adapun peran guru
adalah sebagai pengajar yang ahli, motivator, mengelola siswa dan lingkungan
belajar, sebagai sosok yang mempengaruhi anak didik, memberikan nasihat pada
anak didik, dan mempermudah anak didik dalam belajar.
1) Faktor
kondisi fisik
Bayangkan saja, apabila ada seorang
guru yang buta warna tetapi ia mengajarkan materi mewarnai atau mengenal warna
terhadap siswanya. Jelas tidak mungkin, bukan. Jadi, sebaiknya seorang guru membelajarkan kepada
siswanya mengenai materi yang tidakk bertentangan dengan kondisi fisiknya. Jika
ia buta warna, mungkin sebaiknya ia mengajarkan materi yang tidak berhubungan dengan warna
misalnya mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPS, dll.
2) Faktor Kondisi
Psikis
Seorang guru yang sedang stres sebaiknya tidak mengajar
terlebih dahulu. Karena dikhawatirkan ia akan melampiaskan emosinya kepada
siswa-siswanya. Hal ini akan berdampak sangat tidak baik kepada guru maupun
siswa-siswanya.
Siswa mungkin
trauma terhadap guru yang telah atau bahkan sering melampiaskan emosinya kepada
mereka. Bahkan yang lebih dikhawatirkan apabila ia tidak hanya trauma terhadap
guru tersebut saja, akan tetapi kepada guru-guru lain juga.
C.
Pendekatan
Dalam Proses Pembelajaran
Interaksi dalam
pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar
dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru,
bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah
pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam
peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan
motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator,
guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang
dilakukan.
Proses interaksi
pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana
cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
Pendekatan dalam pembelajaran,
diantaranya pendekatan sains, pendekatan filosofi, pendekatan religi.
Pendekatan dalam pembelajaran,
diantaranya pendekatan sains, pendekatan filosofi, pendekatan religi.
1.
Pendekatan Sains
Pendekatan
sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan memecahkan
masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai
dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan
prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat dibagi menjadi
bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam.
Melalui
pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu, dengan
berbagai cabangnya, seperti:
a. sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu
pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji
faktor-faktor sosial dalam pendidikan
b. psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu
pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan
perkembangan individu dalam belajar
c. administrasi atau manajemen pendidikan; suatu
cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji
tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan
dapat tercapai secara efektif dan efisien
d. teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu
pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek
metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien
e. evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu
pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika untuk
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa
f. bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu
pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi,
teknologi dan terutama psikologi. Tentunya masih banyak cabang-cabang ilmu
pendidikan lainnya yang terus semakin berkembang yang dihasilkan melalui
berbagai kajian ilmiah.
2.
Pendekatan Filosofi
Pendekatan
filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat
karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata,
yang hanya terbatas pada pengalaman.
Cara kerja
pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang
radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan
ke dalam tiga model: (1) model filsafat spekulatif; (2) model filsafat
preskriptif; (3) model filsafat analitik.
Filsafat spekulatif adalah cara
berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara
rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat
raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi
dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan
keseluruhan pengalaman.
Filsafat preskriptif berusaha
untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai,
penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang
disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek.
Filsafat analitik memusatkan
pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam
bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan
istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak
membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir.
Filsafat
pendidikan akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya
dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan
dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang filsafat pendidikan selanjutnya
dihasilkan berbagai teori pendidikan, diantaranya: (1) perenialisme; (2)
esensialisme; (3) progresivisme; dan (4) rekonstruktivisme.
Perenialisme
lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada
warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting
dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Aliran ini lebih berorientasi ke
masa lalu.
Essensialisme
menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan
keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai
dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat.
Eksistensialisme
menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini
mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
Progresivisme
menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat
pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme
merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
Rekonstruktivisme
merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir
kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini
menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
3.
Pendekatan Religi
Pendekatan
religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan
bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya berisikan keyakinan
dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk
menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan.
Cara kerja
pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara
kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan
religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut
orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru
kemudian mengerti, bukan sebaliknya.
Terkait
dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya “ Ilmu
Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan
Islam yaitu. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW
sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis
yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan
Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori
pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang
tidak terjamin tingkat kebenarannya.
Sementara
itu, Ahmad Tafsir (1992) merumuskan tentang tujuan umum pendidikan Islam yaitu
muslim yang sempurna dengan ciri-ciri : (1) memiliki jasmani yang sehat, kuat
dan berketerampilan; (2) memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam arti mampu
menyelesaikan secara cepat dan tepat dan (3) memiliki hati yang takwa kepada
Allah SWT, dengan sukarela melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi
larangannya.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Pembelajaran
merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa
dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan
saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
diinginkan pada suatu lingkungan belajar.
Faktor-faktor
yang dapat berpengaruh saat proses belajar dan pembelajaran, antara lain:
faktor individu/internal, yang meliputi keadaan jasmani, keadaan fungsi
jasmani, keadaan psikologis. Dan faktor eksternal, yang meliputi lingkungan, faktor tujuan sekolah, materi
yang dipelajari, pengajar/guru.
Proses interaksi
pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana
cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran. Pendekatan dalam pembelajaran, diantaranya
pendekatan sains, pendekatan filosofi, pendekatan religi.
B.
Saran
Dari bermacam-macamnya pendekatan dalam proses
belajar mengajar, diharapkan pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan
pendekatan itu untuk mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam
upayanya membentuk kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh hasil
yang memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman.
2010. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung : Penerbit AlfabetaSlameto
Mahfiroh. 2009. Strategi Pembelajaran Efektif. Semarang: PT. Sindur Press
Syah,
Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
SITUS WEB
ü Ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html?m=1,
diakses pada tanggal 27 September 2014.
ü http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pembelajaran-644282.html,
diakses pada tanggal September 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar